Posts

Hidden Marriage Chapter 03

Chapter 3 : Anak laki-laki di dalam Bar Lima tahun kemudian. Di dalam bar Eton, di sebuah koridor di lantai atas yang kosong. Ning Xi sudah menemani para investor minum-minum sepanjang malam. Dengan kepala yang terasa hampir pecah, dia berjalan mencari tempat yang bersih dan sunyi sehingga dia bisa beristirahat sampai dia sadar, tapi tanpa diduga Chang Li mengikutinya. Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah mengumpulkan keberaniannya dan menghadapi dia, “Kakak Chang, apakah kau ada urusan denganku?” “Ning Xi, aku ingin bertanya, apakah kau mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi pemeran utama wanita? Tanah dibawah surga??” “Ya, kenapa?” “Kau tidak diizinkan pergi kesana besok!” walaupun Chang Li adalah manajernya, anehnya dia malah menghentikan Ning Xi mengikuti audisi yang diinginkan oleh semua perusahaan hiburan. Ning Xi tidak terkejut dengan hal ini, dia hanya menaikkan alisnya dan bertanya. “Alasannya?” “Kau bertingkah seenaknya tanpa sepengetahua

Puteri Wei Yang Chapter 15

Chapter 15 : Tipu daya Saat Da Furen tiba di Fu An Yuan (Kediaman Da Furen), dia terdiam di kursinya dan meminum teh dengan raut wajah sedih. “Li Wei Yang, dasar anak kurang ajar! Dia jadi semakin keterlaluan! Berani-beraninya dia melawan ibu?!” seru Li Chang Xi, dia dipenuhi perasaan dendam kepada Li Wei Yang. Da Furen mengalihkan pandangannya kepada Li Chang Xi saat sudut bibirnya menurun, tapi dia tidak mengatakan apapun. “Adik kelima, bagaimana bisa kau mengatakan hal semacam itu tentang adik ketiga? itu sangat tidak sopan.” Li Zhang Le mengernyitkan alisnya. Meskipun dia berpikir jika Li Wei Yang perlu diberi pelajaran, tapi di depan orang banyak, dia tetap ingin menjaga reputasinya sebagai seseorang yang baik hati dan penyayang. Li Chang Xi kemudian dengan kasar mengejek Li Zhang Le, “Kakak, bukannya ibu sudah menyuruhmu untuk menyelidiki latar belakang Li Wei Yang? dan kau mengatakan jika dia adalah seorang pengecut dan tidak berbakat, tapi sekarang lihat di

Puteri Wei Yang Chapter 14

Chapter 14 : Dukungan Lao Furen Setelah berhasil menenangkan diri Da Furen melihat ke arah Lin Mumu dan berkata dengan dingin, “Aku sudah memberikan tugas khusus padamu karena aku tidak percaya dengan orang lain. Sudah kukatakan berulang kali cepat antarkan baju milik Wei Yang. Kenapa sampai sekarang kau masih belum melaksanakannya? Wei Yang adalah nona ketiga di rumah ini dan putri seorang Perdana Menteri. Bagaimana bisa dia mentolerir sikapmu? Kau sudah membuat dia malu dengan membuat Nona ketiga kita mengenakan pakaian bekas di depan orang banyak. Apa kau ingin menciptakan kesalahpahaman diantara kami, ibu dan anak? Dan membuat orang-orang berpikir aku memperlakukan Nona ketiga dengan buruk?” Mendengarkan perkataan Da Furen, Wei Yang tetap menunjukkan sikap yang  hormat tapi di dalam hati dia sedang tertawa dingin. Da Furen tetaplah Da Furen. Dia tidak menghabiskan waktu berbasa-basi dan langsung menuju ke inti permasalahan. Ketika Da Furen mengatakan hal itu, secara tidak

Puteri Wei Yang Chapter 13

Chapter 13 : Menampar dengan tangan orang lain. Li Wei Yang sangat percaya diri dengan ketrampilannya menyeduh teh dan dia sangat yakin sekali Lao Furen meminum teh buatannya dia tidak akan bisa meminum teh yang dibuatkan oleh orang lain. Ini semua karena Tuo Ba Zhen adalah seorang pecinta teh, dan untuk membuatnya senang, dia berguru pada seorang pembuat teh yang terkenal. Setelah menyeduh teh selama delapan tahun, dia yakin tidak seorang pun di rumah ini yang bisa menyaingi ketrampilannya dalam menyeduh teh. Dia tidak takut jika Da Furen akan curiga dan menyelidiki masalah ini. Karena semua nona di kediaman Li di Pin Cheng tahu bagaimana caranya menyeduh teh. Dia sudah tinggal di Pin Cheng selama sebulan jadi wajar jika kemampuannya dalam menyeduh teh meningkat. Meng Shi merasa sangat puas dengan teh buatan Wei Yang. Dia kemudian menatap Wei Yang dengan senyuman yang hangat. “Caramu menyeduh teh berbeda dengan yang lain. Dimana kau belajar menyeduh teh?” Di masa lalu

Puteri Wei Yang Chapter 12

Chapter 12 : Ketrampilan menyeduh teh Dia diselimuti oleh kegelapan saat darah mengalir dari kakinya yang putus, dia tersiksa dari hari ke hari. . . Li Wei Yang terbangun dari mimpi buruknya, tubuhnya basah akibat keringat dingin. Bahkan pakaian dan selimutnya juga ikut basah.   Dia sedang terengah-engah hingga Bai Zhi membuka gorden berwana biru laut itu dan bertanya dengan suara yang pelan, “Nona ketiga, apakah anda baik-baik saja?” Insting Li Wei Yang membuatnya melirik tempat tidur dengan motif paisley yang dia tempati saat ini. Dia hanya bermimpi. Dia masih hidup. Dalam kegelapan, ekspresi suram samar-samar muncul di wajahnya. Beberapa helai rambut yang basah akibat keringat menempel di dahinya. “Nona ketiga, apakah anda bermimpi buruk lagi?” Bai Zhi bertanya dengan hati-hati. “Anda ingin minum segelas air?” Li Wei Yang menggelengkan kepalanya. Disaat itu, tiba-tiba Mo Zhu datang dan bertanya dengan suara yang lembut, “Apakah anda sedang tidak enak bad